Minggu, 10 April 2011

Sahabat (2)

Kita bertemu dimasa lalu
Sejak itu aku tak bisa lepaskanmu
Kebersamaan kita begitu berarti buatku
Meski kau tak pernah merasakannya
Kini ku kian butuh kamu
Aku tak jelas tanpa kamu
Aku tak bisa khilanganmu
Aku tak bisa jauh darimu
Sehari tanpa kamu
Bgitu menyiksa buatku
Temani aku selalu
Meski kau tak butuh aku
Tapi aku butuh kamu
Sangat......

Cuplikan di atas saya dapatkan dari salah satu status yang ditulis dalam jejaring sosial Facebook. Tulisannya sangat sederhana. Dari segi kualitas, dapat dilihat bahwa yang menulis bukan seorang penyair ataupun seorang pujangga. Isinyapun bukan merupakan sesuatu atau hal-hal yang berat. Hanya menceritakan tentang kacamata.

Kacamata, menurut si penulis status, digambarkan sebagai sesuatu yang sangat berharga bagi pemiliknya. Digambarkan pula betapa ketergantungannya terhadap kacamata dalam kehidupan sehari-hari. Setiap saat, kapanpun, dimanapun, tidak pernah ketinggalan alat bantu penglihatan tersebut bertengger di batang hidungnya. Saking seringnya digunakan sampai-sampai siempunya tidak sadar jika benda itu selalu ada di depan matanya. Bahkan siempunya terkadang menanyakan keberadaan benda tersebut, padahal benda tersebut ada menempel pada wajahnya (he..he..he..dasar pikun)

Kacamata, dari sisi si pemakai, merupakan sahabat yang setia, Dimanapun, kemanapun, kapanpun, selalu dibutuhkan. Dalam keadaan panas terik maupun hujan, selalu menemani. Bahkan tidak jarang agar tidak lepas dari si pemakai, kacamatapun diberi tali pengikat agar tetap tergantung pada leher.

Sayapun sejak dari kelas 5 SD sudah tergantung kacamata. Pertama kali berkenalan dengan kacamata memang sungguh merepotkan dan sedikit menyiksa. Butuh waktu untuk menyesuaikan diri. Awalnya pandangan selalu berputar-putar membuat kepala terasa pusing. Keadaan seperti itu dialami selama beberapa hari, mungkin sampai seminggu. Namun setelah digunakan etrus menerus, barulah saya dapat menikmatinya. Pandangan menjadi jernih, lebih fokus seolah memiliki mata baru. Akhirnya kacamata itu tak pernah berhenti segala kegiatan yang saya lakukan. Bangun tidur segera mengambil kacamata, terkadangsampai tertidur hingga bangun di hari berikutnya kacamata tidak lepas dari wajah saya. Beberapa teman mengejek jika melihat saya tidur masih mengenakan kacamata. Mereka bilang supaya mimpinya bisa jelas terlihat (he..he..he..). Yang pasti saat ini saya sangat membutuhkannya bagai seorang sahabat.

Sahabat dan kacamata. Dua hal yang memiliki kesamaan. Sahabat sejati selalu ada saat dibutuhkan. Selalu menemani (meski bukan secara fisik) di segala waktu, dimanapun. Bahkan ibarat kacamata, sahabat sejati selalu ada didekat kita meskipun terkadang kita tidak menyadarinya. Baru akan terasa pada saat kita mulai atau merasa kehilangan. Pada saat itu kita baru menyadari arti sahabat. Pada saat kehilangan, kita baru bisa merasakan jasa-jasa yang telah diberikan oleh sahabat. Kita baru menyadari begitu besar makna seorang sahabat yang terkadang pada saat dia ada namun kita sia-siakan. Kita membutuhkan sahabat meskipun mereka tidak membutuhkan kita. Untuk itu peliharalah sahabat-sahabat anda. Jadikanlah mereka sahabat anda serta jadikanlah anda sebagai sahabat mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar